Salam Pendidik Indonesia. Blog ini adalah kompilasi Resume/Rangkuman Kuliah Rabu Pahing. Fokus dalam bidang Pendidikan. Semoga dapat menjadi tetesan embun pagi yang menyegarkan dan memberikan pengayaan untuk pendidikan di Indonesia.

Minggu, 25 Februari 2018

Discovery Learning - Oleh: FEC - KRP 1 Feb 2017

Discovery Learning

Oleh : Fenty Eka Cahyani

Menurut (Cucu dan Nanang, 2011: 77) Discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Macam-macam model discovery :
1.       Discovery terpimpin, yaitu pelaksanaan discovery dilakukan atas petunjuk dari guru. Keduanya, dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.
2.       Discovery bebas, yaitu peserta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri.
3.       Discovery bebas yang dimodifikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. Tujuannya untuk melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya.

Ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:
1.        Stimulation (Stimulasi/ pemberian rangsangan)
2.       Problem Statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
3.       Data Collection (pengumpulan data)
4.       Data Processing (pengolahan data)
5.       Verification (pembuktian)
6.       Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Kelemahan model discovery learning:
1.       Model ini banyak menyita waktu. Juga tidak menjamin siswa tetap bersemangat mencari penemuan-penemuan
2.       Tidak tiap guru mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan penemuan. Kecuali tugas guru sekarang cukup berat
3.       Tidak semua anak mampu melakukan penemuan. Apabila bimbingan guru tidak sesuai dengan kesiapan intelektual siswa, ini dapat merusak struktur pengetahuannya. Juga bimbingan yang terlalu banyak dapat mematikan inisiatifnya
4.       Model ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik


 KRP 1 FEB 2017 / Tema : Didaktika dan Metodologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar